perjalanan menuju akhirat memiliki stasiun-stasiun: Pertama, sakratul; kedua, alam kubur; ketiga alam barzakh; dan yang keempat adalah hari kiamat. Pada setiap stasiun itu terdapat jalan-jalan terjal yang menakutkan dan membahayakan bagi manusia yang sedang melakukan safar dan perjalanan yang panjang menuju alam akhirat. Dan kita semua pasti akan menyusul mereka yang telah mendahului kita.
Sifat-sifat hari Kiamat
Sungguh hari kiamat adalah hari yang paling menakutkan, goncangannya paling besar, peristiwanya paling menakutkan dari segala yang menakutkan, paling mengerikan dari segala yang mengerikan.
Sungguh hari kiamat adalah hari yang paling menakutkan, goncangannya paling besar, peristiwanya paling menakutkan dari segala yang menakutkan, paling mengerikan dari segala yang mengerikan.
Allah swt berfirman:
ثقلت في السموات والأرض لا تأتيكم إلاّ بَغْتَةً
“Hari kiamat itu sangat berat (goncangannya) di langit dan di bumi.” (Al-A’raf: 187)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata bahwa Nabi Isa (sa) pernah
bertanya kepada Malaikat Jibril: Kapan kiamat itu terjadi? Jibril
terhentak ketakutan sampai pingsan, setelah sadar dari pingsannya, ia
berkata: Wahai Ruhullah, apa yang kamu tanyakan itu lebih mengetahui
dari orang yang bertanya, ia pemilik penghuni langit dan bumi, ia tidak
datang kepadamu kecuali kamu pasti terhentak ketakutan seraca tiba-tiba.
(Biharul Anwar 6: 212, hadis ke 11)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:
Ketika Rasulullah saw duduk di dekat Jibril, Jibril memandang ke arah
langit, ia terkejut sampai memucat wajahnya, kemudian berlindung kepada
Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw ikut memandang ke arah Jibril
memandang, hatinya berdebar, berdiri terpaku seolah-olah seperti tiang
bumi.
Jibril berkata: Wahai Muhammad, aku adalah utusan Allah untuk memberitakan kepadamu, apakah kamu lebih menyukai menjadi malaikat dan rasul, atau menjadi hamba dan rasul Allah?
Rasulullah saw menjawab: aku lebih menyukai menjadi hamba dan rasul Allah.
Kemudian Jibril melangkahkan kaki kanannya ke arah atas lalu meletakkannya di jantung langit dunia, kemudian melangkahkan lagi dan meletakkannya di jantung langit yang kedua, kemudian melangkahkan lagi dan meletakkan di jantung langit yang ketiga. Demikian seterusnya sampai ke jantung langit yang ketujuh. Setiap langit satu langkah, dan setiap melangkah langkahnya kecil sehingga nampak seperti butiran debu. (Al-Bihar 6: 212)
Jibril berkata: Wahai Muhammad, aku adalah utusan Allah untuk memberitakan kepadamu, apakah kamu lebih menyukai menjadi malaikat dan rasul, atau menjadi hamba dan rasul Allah?
Rasulullah saw menjawab: aku lebih menyukai menjadi hamba dan rasul Allah.
Kemudian Jibril melangkahkan kaki kanannya ke arah atas lalu meletakkannya di jantung langit dunia, kemudian melangkahkan lagi dan meletakkannya di jantung langit yang kedua, kemudian melangkahkan lagi dan meletakkan di jantung langit yang ketiga. Demikian seterusnya sampai ke jantung langit yang ketujuh. Setiap langit satu langkah, dan setiap melangkah langkahnya kecil sehingga nampak seperti butiran debu. (Al-Bihar 6: 212)
Kemudian Rasulullah saw berpaling, lalu
berkata: aku takut melihatmu, aku tidak pernah melihat sesuatu yang
lebih menakutkan dari pada perubahan warnamu.
Kemudian Jibril berkata: Wahai Nabi
Allah, jangan takut kepadaku, apakah kamu tidak pernah mengenalku
seperti ini. Rasulullah menjawab: Tidak.
Jibril berkata: Ini adalah Israfil, tirai Tuhan kita, ia belum pernah turun dari tempatnya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Ketika aku melihatnya aku menduga ia akan meniupkan trompet terjadinya kiamat, dugaan itulah yang menyebabkan warnaku berubah. Tetapi setelah aku melihatmu sebagai makhluk pilihan Allah aku kembali pada warnaku yang semula. (Tafsir Al-Qumi 2: 27-28)
Jibril berkata: Ini adalah Israfil, tirai Tuhan kita, ia belum pernah turun dari tempatnya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Ketika aku melihatnya aku menduga ia akan meniupkan trompet terjadinya kiamat, dugaan itulah yang menyebabkan warnaku berubah. Tetapi setelah aku melihatmu sebagai makhluk pilihan Allah aku kembali pada warnaku yang semula. (Tafsir Al-Qumi 2: 27-28)
Dalam suatu riwayat disebutkan: Tidak ada
seorang pun malaikat muqarrabin, langit dan bumi, angin dan
gunung-gunung, tidak ada satu pun daratan dan lautan kecuali pada hari
Jum’at semuanya takut akan terjadinya hari kiamat. (Al-Khishal Syeikh
Shaduq: 315-316, hadis ke 97)
Syeikh Abbas Al-Qumi mengatakan: Mungkin
yang dimaksudkan ketakutan langit dan bumi dan seluruh penghuninya serta
para malaikat yang ditugaskan di dalamnya, adalah penjelasan tafsir
yang dijelaskan oleh para mufassir tentang ayat: “Hari kiamat itu sangat
berat (goncangannya) bagi penghuni langit dan bumi. ” (Al-A’raf: 187).
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa
ketika hari kiamat disebutkan, Rasulullah saw mengeras suaranya dan
memerah pipinya.” (Al-Amali Ath-Thusi: 347, hadis ke 26)
Syeikh Mufid mengutip dalam kitabnya Al-Irsyad:
Ketika Rasulullah saw kembali dari Tabuk menuju Madinah, Amer bin Ma’d datang kepada beliau dalam keadaan sedih. Nabi saw berkata kepadanya: Tenanglah kamu wahai Amer, Allah akan memberi rasa aman padamu dalam peristiwa yang paling menakutkan.
Ketika Rasulullah saw kembali dari Tabuk menuju Madinah, Amer bin Ma’d datang kepada beliau dalam keadaan sedih. Nabi saw berkata kepadanya: Tenanglah kamu wahai Amer, Allah akan memberi rasa aman padamu dalam peristiwa yang paling menakutkan.
Amer bertanya: ya Rasulallah, peristiwa apa yang paling menakutkan itu, aku tidak pernah merasa takut?
Syeikh Abbas Al-Qumi mengatakan: Dari
pembicaraan itu menunjukkan bahwa Amer adalah seorang pemberani dan
hatinya kuat. Dia adalah seorang pemberani yang terkenal, banyak tokoh
suku yang tunduk di hadapannya, pedangnya terkenal tak pernah
terpatahkan dan banyak menebas para pemberani suku.
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab,
ia pernah menyuruh Amer agar memperlihatkan pedangnya padanya, kemudian
ia membawanya ke hadapannya.. Kemudian Umar mengambil pedang itu dan
memukulkan pada sesuatu, tapi pedang itu tidak berpengaruh sedikit pun,
lalu Umar menyerahkan kepadanya dan berkata: mana keampuhan pedangmu.
Amer berkata: Wahai Amirul mukminin, Anda
menginginkan keampuhan pedangku datang dariku, tetapi Anda tidak
menginginkan Yang Maha Penolong yang memberikan keampuhan pada pedangku.
Lalu Umar mencelanya, dan berkata: Wahai Amer, pedangmu tidak seperti
yang kamu katakan. (Safinah Al-Bihar 1: 69)
Kemudian manusia di sekitarnya serentak
berteriak: Tidak ada kematian kecuali dikumpulkan di padang Mahsyar,
tidak ada yang hidup kecuali ia pasti mati, kecuali yang dikehendaki
oleh Allah. Kemudian ada teriakan yang lain: Yang mati pasti
dibangkitkan, dan digiring pada suatu barisan, langit dibinasakan, bumi
dihancurkan, dan gunung-gunung diluluh-lantahkan, api dilemparkan
seperti gunung-gunung berapi yang memuntahkan lahar dan menyemburkan
api. Saat itulah tidak tersisa satu pun makhluk yang bernyawa kecuali
tercabik-cabik hatinya, sambil menyebut-nyebut agamanya dan
masing-masing sibuk ingin menyelamatkan diri, kecuali yang dikehendaki
oleh Allah.
Kemudian ada yang bertanya: Sesudah ini
kamu mau kemana wahai Amer? Ia menjawab: Aku tidak akan ke mana-mana,
karena aku pernah mendengar akan terjadi peristiwa besar. (Al-Irsyad
Syeikh Mufid: 84)
Hari kiamat adalah hari yang paling
menakutkan, semua penghuni kubur dan alam barzakh merasa ketakutan
terhadap peristiwa itu. Bahkan ada suatu riwayat yang mengatakan bahwa
sebagian penghuni kubur, berkat doa sebagian waliyullah, rambutnya
memutih, kemudian setelah ditanyai tentang sebab memutihnya rambutnya,
mereka menjawab: Ketika kami diperintahkan untuk hidup kembali, kami
mengira bahwa hari kiamat akan segera terjadi, sebab itulah rambut kami
memutih saking takutnya pada peristiwa hari kiamat. (Al-Kafi 3: 260-261,
dengan sanad yang shahih dari Imam Muhammad Al-Baqir s.a)
(Disarikan dari kitab Manâzilul âkhirah, syeikh Abbas Al-Qumi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar